Mahasiswa Unibraw Ciptakan Tinta Glow In The Dark
Wih, keren! Tiga mahasiswa Universitas Brawijaya menciptakan tinta yang bisa bercahaya di dalam gelap dari bakteri.
Tiga mahasiswa Fakultas MIPA Universitas Brawijaya Malang menciptakan teknologi baru yang unik dan kekinian, lo. Mereka membuat tinta bolpoin bercahaya dengan memanfaatkan bakteri. Istilah kerennya glow in the dark. Nah, penemuan ini bertujuan memudahkan manusia membaca dalam gelap. Wah!
Perkembangan teknologi yang sangat pesat, khususnya bidang elektronik seperti gawai menjadikan perangkat tersebut sangat membantu mobilitas pekerjaan manusia. Sayangnya, radiasi yang dihasilkan membuat mata lelah bahkan hingga berpotensi merusak mata.
Dari alasan itulah, ketiga mahasiswa bernama Novia Rosa Damayanti, Renaldy Ferdyan, dan Mey Yuliana membuat inovasi baru yakni tinta bolpoin yang bisa menyala dalam gelap. Teknologi ini diharapkan bisa mempermudah pengguna yang kesulitan membaca dan menulis dalam gelap.
Mengisolasi Bakteri
![https://media.boingboing.net/wp-content/uploads/2018/01/peterdraws-01.jpg](https://media.boingboing.net/wp-content/uploads/2018/01/peterdraws-01.jpg)
Ilustrasi hasil goresan tinta bolpoin glow in the dark. (boingboing.net)
Dalam pembuatannya, mereka memanfaatkan alam melalui isolasi bakteri. Dengan proses tertentu, bakteri tersebut diolah menjadi tinta yang bisa memancarkan cahaya.
Dikutip dari Prasetya.ub.ac.id, Senin (16/7/2018), beberapa jenis bakteri dapat memancarkan cahaya yang biasa disebut bakteri bioluminesensi. Bakteri bioluminesensi merupakan bakteri yang mampu bercahaya di tempat gelap. Bakteri tersebut dapat ditemukan di beberapa spesies laut seperti cumi-cumi, rumput laut, bahkan di air laut. Untuk mendapatkannya butuh dilakukan isolasi, pemurnian, serta pengkulturan.
Isolasi dilakukan dengan tiga kali pengulagan pada tiap sampel dan tiap tempat. Pengujian awal menggunakan sinar UV sebagai salah satu parameter perpendaran pada sampel. Hingga dilakukan pemurnian dan pengkulturan untuk menumbuhkan bakteri bioluminesensi. Media yang digunakan adalah LA (Luminescent Agar) dan LB (Luminescent Broad).
Bakteri pada media LA miring yang telah tumbuh diuji menggunakan metode cat gram. Cat gram yang digunakan adalah cat gram A, B, C, dan D. Hasil yang didapatkan, yakni bentuk bakteri bulat (Coccus), nggak berflagela, dan berwarna merah (gram negatif).
Jenis bakteri untuk sementara yang bisa disimpulkan photobacterium phosporium. Bakteri tersebut selanjutnya akan dikondisikan seperti cairan yang berwarna. Cairan tersebut yang nantikan dapat digunakan sebagai tinta bercahaya pada bolpoin.
"Dengan adanya jenis bolpoin yang tintanya dapat bercahaya ini diharapkan mampu mengurangi penggunaan smartphone, karena tulisan yang dihasilkan oleh bolpoin dapat terbaca pada tempat yang gelap," pungkas Novia.
Wah, keren banget ya. Jadi nggak autis gawai lagi kan?
Komentar
Posting Komentar